Pahlawan Dalam Kesunyian - DPD PKS Kab. Sinjai

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Senin, 09 Mei 2011

Pahlawan Dalam Kesunyian

Malam. Gelap, sunyi dan sepi. Perlahan untuk mengurangi suara, sosok letihnya memarkir motor yang setia menemani hari-harinya. Dirapikan semua kelangkapan motornya. Jaket, helm, syal, sarung tangan,  kaos kaki. Dikeluarkannya kunci rumah dari saku, diputar perlahan. Khawatir membangunkan penghuni rumah yang dicintai dan mencintainya.  Dipandangi wajah letih istrinya yang lelah mengurus rumah dan anak-anaknya. Dia tahu, istrinya pun mengerjakan tugas yang sama dengannya.

Beranjak ke kamar mandi, anggota badannya dibasuh dengan kesucian wudhu. Shalat 2 rakaat, dan kemudian duduk bersimpuh di atas sajadahnya. Kedua tangannya diangkat ke langit, mengadu pada Sang Khaliq. “Robbi, kami hambaMu yang lemah. Semua kekuatan hanya milikMu. Kami tahu, kerja yang kami lakukan ini belum maksimal. Kami tahu, waktu, tenaga, dan harta yang kami keluarkan untuk kerja ini belum seberapa. Maka bantulah kami agar keikhlasan kami tetap terjaga ya Allah..bimbinglah kami dengan IlmuMu agar kami bersabar dan teguh dalam kerja-kerja ini…Engkaulah sebaik-baik penolong dan pengabul do’a” lirih suaranya dengan mata yang menganak sungai.

Murobbi/yah, merekalah pahlawan dalam kesunyian. Tidak ada publikasi media yang meliput pekerjaan mereka. Tidak ada spanduk, baligho atau selebaran yang memuat foto dan hasil kerja mereka. Lihatlah di setiap even, besar atau kecil. Takkan kau dapati mereka di deretan kursi depan bersanding dengan anggota dewan dan jajaran struktur. Bahkan, wajah dan nama mereka banyak yang tidak mengetahuinya.
Namun mereka tak mengenal kata lelah mendidik dan membimbing ummat. Mereka tak peduli publikasi. Yang mereka tahu, waktu,harta  dan tenaga mereka curahkan untuk perbaikan, perbaikan dan perbaikan. Mereka adalah para “ibu” yang telah melahirkan pejuang-pejuang tangguh. Mereka yang menjaga agar rahim tarbiyah mereka tetap sehat dan tidak berpenyakit. Kerja mereka adalah nafas jama’ah ini.

Jangan kau kira mereka adalah malaikat. Mereka juga manusia sama seperti kita. Kau akan dapati semangat mereka yang selalu menggebu saat mengisi halaqoh, senyum tulus yang selalu menyertai setiap nasehat dari mulutnya, dan mata tenang menyejukkan yang membuat kita betah berada di dekatnya. Tapi di dalam hati mereka juga kadang menangis. Entah karena mengingat uang semesteran anaknya yang belum dibayar, susu bayi mereka yang sisa sesendok saat meninggalkan rumah tadi pagi, dan beragam persoalan lain yang juga menimpa mereka. Namun tak diperdengarkan dan tak diperlihatkannya tangisan itu di hadapan kita semua. Karena mereka tidak ingin semangat yang telah mereka tularkan ke kita menjadi luruh. Mereka meyakini, Allah tak akan menyia-nyiakan setiap niat dan kerja ikhlasnya.

Malam, gelap, sunyi dan sepi. Masih di atas sajadah yang sama. Menderas air matanya mengingat janji Rabbnya, “Allah pasti akan menolongmu jika kau menolong agama-Nya”. Dalam kesunyian yang mengelilinginya, mereka yakin bahwa Allah memeluk mereka dengan ridho, cinta dan pertolonganNya.

Terima kasih telah membina kami tanpa lelah…
Maafkan kami yang masih lebih banyak membandel dan membantah…
Kami mencintai antum semuanya karena Allah…
Rabb,kuatkanlah ikatan hati kami. Jadikan kami prajurit yang ikut berjuang menegakkan kalimatMu seperti yang mereka lakukan. Dan kumpulkan kami bersama mereka dalam keindahan jannahMu.

Titip cinta untuk seluruh Murobbi/yah sedunia. Merekalah pahlawan yang sebenarnya. (Abu Hikari)
[inspired from taujih pembukaan TFT I’dad Murobbi, Makassar 7-8 Mei 2011]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Laman