Kabid Perempuan PKS Sinjai : “Paradigma Pendidikan Sudah Jauh Bergeser” - DPD PKS Kab. Sinjai

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Senin, 02 Mei 2011

Kabid Perempuan PKS Sinjai : “Paradigma Pendidikan Sudah Jauh Bergeser”

Maraknya masalah sosial yang menimpa negeri ini, ikut menggugah nurani kaum ibu. Sebagai sekolah peradaban yang pertama, mereka merasa miris melihat ironi bahwa kebanyakan masalah sosial yang timbul di masyarakat ternyata justru dilakoi oleh para pelajar atau orang -orang yang terpelajar. Dalam artian mereka mengenyam tingkat pendidikan dalam sebuah institusi yang bernama sekolah atau universitas.

Deska Triati, yang juga ketua bidang Perempuan DPD PKS Kab. Sinjai menuturkan bahwa dirinya sering mendengar curhat ibu-ibu mengenai keresahan mereka. Ada yang mengeluh anaknya suka melawan kepada orang tua, susah diatur, tidak mau mendengar nasehat bahkan yang paling parah anak-anak mereka banyak yang ikut tawuran dan bahkan ada yang sudah berani melakukan sex di luar nikah.

Menurut Deska, salah satu faktor yang membuat banyak pelajar berbuat seperti itu adalah karena minimnya pendidikan berupa penanaman nilai-nilai kebaikan. “paradigma pendidikan di sekolah dan kampus-kampus sudah mulai bergeser. seharusnya, kita mengembalikan makna pendidikan lebih dari sekedar pengajaran” katanya. Selama ini dunia pendidikan cenderung fokus pada pengajaran sehingga orientasinya hanya nilai berupa capaian angka-angka. Sementara nilai yang berupa karakter seperti semangat juang, akhlak mulia, sopan santu, rasa malu, kejujuran dan sifat-sifat baik lainnya terabaikan, lanjutnya.

Guru sebagai komponen penting dalam mentransfer nilai pendidikan di sekolah, dinilainya harus mendapat perhatian serius dari pemerintah. Sebab jika guru bisa konsentrasi mengajar dan mendidik, maka proses memperbaiki karakter pelajar bisa berjalan dengan baik. Tapi tetap harus didukung dengan kurikulum yang tepat. Sehingga sistem dan sumber daya bisa berjalan seiringan.

Pendidikan, lanjutnya lagi, dimulai dari rumah. Ketika setiap anggota keluarga mampu menunjukkan keteladanan satu dengan yang lain, secara dini anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga itu akan belajar secara alamiah. Demikian juga dengan lingkungan sekitarnya. “Jadi semuanya memang harus disinergikan. Dari keluarga, lingkungan sekitar, sekolah dan institusi pendidikan yang lain bahkan sampai tingkat negara”.

Peran ibu sebagai sosok pendidik di rumah juga diakui turut mempengaruhi karakter pelajar yang banyak disorot akhir-akhir ini. Tingginya jam kerja mereka di luar rumah dengan alasan mengejar karir dan emansipasi wanita, membuat waktu untuk anak-anak mereka di rumah berkurang. “Ini bukan mempertentangkan bahwa wanita tidak usah bekerja di luar rumah. Tapi kita berbicara soal manajemen waktu”.

“Jadi ini semua yang harus kita sinergikan, sehingga pendidikan sekarang yang orientasinya hanya mengejar ranking dan angka tinggi bisa kembali ke pendidikan yang berbasis penanaman nilai dan karakter”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Laman